Revolusi Pertanian: Teknologi Industri Pertanian di Universitas Brawijaya

Daliman Rajata

Universitas Brawijaya (UB) sebagai salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia berperan aktif dalam pengembangan teknologi industri pertanian. Berbagai inovasi dan riset dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kualitas hasil pertanian, serta menjawab tantangan sektor pertanian di era modern. Artikel ini akan mengulas beberapa teknologi industri pertanian yang dikembangkan dan diterapkan di UB, mencakup berbagai aspek mulai dari pemuliaan tanaman hingga pengolahan hasil panen.

1. Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Pertanian

Pengembangan varietas unggul tanaman merupakan kunci peningkatan produktivitas pertanian. UB melalui Fakultas Pertanian dan beberapa lembaga risetnya aktif dalam pemuliaan tanaman, memanfaatkan teknik konvensional maupun bioteknologi modern. Teknik konvensional meliputi seleksi massal, hibridisasi, dan persilangan antar varietas untuk mendapatkan sifat unggul seperti ketahanan terhadap hama penyakit, toleransi terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (misalnya kekeringan atau salinitas), dan peningkatan hasil panen.

Penelitian bioteknologi pertanian di UB meliputi rekayasa genetika, kultur jaringan, dan marker assisted selection (MAS). Rekayasa genetika digunakan untuk memasukkan gen-gen tertentu ke dalam tanaman guna meningkatkan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu atau peningkatan kandungan nutrisi. Kultur jaringan memungkinkan perbanyakan tanaman unggul secara cepat dan efisien dalam jumlah besar, bahkan dari sedikit eksplan. Sementara MAS merupakan teknik seleksi yang memanfaatkan penanda DNA untuk memilih individu tanaman yang memiliki gen unggul, sehingga mempercepat proses pemuliaan dan mengurangi biaya. Hasil riset ini telah menghasilkan beberapa varietas unggul padi, jagung, kedelai, dan berbagai komoditas pertanian lainnya yang adaptif terhadap kondisi lingkungan di Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai varietas unggul hasil riset UB dapat ditemukan di publikasi ilmiah dan website resmi fakultas terkait.

2. Sistem Pertanian Presisi (Precision Farming)

Era digitalisasi membawa perubahan signifikan dalam pertanian. UB turut berkontribusi dalam penerapan sistem pertanian presisi (precision farming), yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan pertanian. Sistem ini meliputi penggunaan sensor, GPS, sistem informasi geografis (SIG), dan perangkat lunak untuk memetakan kondisi lahan, memonitor pertumbuhan tanaman, dan mengaplikasikan input pertanian (pupuk, pestisida) secara tepat dan efisien.

Penggunaan drone untuk memantau kondisi tanaman dan lahan dari udara menjadi salah satu contoh penerapan precision farming. Data yang diperoleh dari drone, seperti indeks vegetasi (NDVI), dapat digunakan untuk mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian khusus, seperti kekurangan nutrisi atau serangan hama penyakit. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan yang tepat dan terarah, sehingga penggunaan input pertanian dapat di optimalkan dan meminimalkan dampak lingkungan. Selain drone, sensor tanah juga digunakan untuk memantau kelembaban tanah, suhu, dan nutrisi tanah secara real-time. Data ini kemudian diolah dan digunakan untuk menentukan jadwal irigasi dan pemupukan yang optimal.

3. Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

Meningkatkan nilai tambah hasil pertanian merupakan hal penting untuk meningkatkan pendapatan petani. UB melalui riset dan pengembangan teknologi pasca panen berupaya untuk meminimalkan kehilangan hasil panen dan meningkatkan kualitas produk pertanian. Teknologi pengolahan hasil pertanian yang dikembangkan meliputi teknologi pengeringan, penyimpanan, dan pengolahan untuk berbagai komoditas pertanian, seperti buah-buahan, sayuran, dan hasil pertanian lainnya.

Pengeringan yang tepat dapat memperpanjang daya simpan dan mempertahankan kualitas produk. Riset di UB telah menghasilkan berbagai teknologi pengeringan yang efisien dan ramah lingkungan, seperti pengeringan matahari, pengeringan udara panas, dan pengeringan vakum. Penyimpanan yang baik juga sangat penting untuk mencegah kerusakan dan kehilangan hasil panen. UB mengembangkan teknologi penyimpanan yang memperhatikan aspek suhu, kelembaban, dan sanitasi untuk menjaga kualitas produk. Selain itu, UB juga aktif dalam pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian untuk menghasilkan produk olahan yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, misalnya pembuatan produk fermentasi, ekstrak, dan produk lainnya dengan nilai jual tinggi.

4. Sistem Irigasi Terintegrasi dan Pengelolaan Air

Ketersediaan air merupakan faktor penting dalam keberhasilan pertanian. UB melakukan riset dan pengembangan teknologi irigasi terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan menjaga kelestarian sumber daya air. Sistem irigasi tetes (drip irrigation) dan irigasi sprinkler merupakan contoh teknologi irigasi yang efisien dan mampu mengurangi kehilangan air. Sistem irigasi ini memungkinkan distribusi air secara tepat sasaran ke tanaman, sehingga mengurangi pemborosan air dan meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi.

Selain itu, UB juga mengembangkan teknologi pengelolaan air yang berkelanjutan, seperti penggunaan air hujan dan pengelolaan air tanah. Sistem pemanenan air hujan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi, sementara pengelolaan air tanah yang tepat dapat mencegah penurunan muka air tanah dan menjaga kelestarian sumber daya air. Penelitian ini juga mempertimbangkan aspek lingkungan dengan menerapkan prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya air.

5. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pertanian

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memainkan peran penting dalam pengembangan pertanian modern. UB mengembangkan berbagai aplikasi dan platform berbasis TIK untuk mendukung berbagai aspek pertanian, mulai dari penyediaan informasi pasar, prediksi cuaca, hingga sistem monitoring dan pengendalian hama penyakit.

Platform berbasis web dan aplikasi mobile dapat memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada petani, seperti harga pasar komoditas pertanian, prakiraan cuaca, dan informasi teknologi pertanian terbaru. Sistem peringatan dini untuk hama dan penyakit dapat membantu petani untuk mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin, sehingga meminimalkan kerugian. Penggunaan internet of things (IoT) juga mulai diterapkan dalam pertanian untuk memantau kondisi tanaman dan lingkungan secara real-time. Data yang diperoleh dari sensor kemudian dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat dan terarah dalam pengelolaan pertanian.

6. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sektor Pertanian

Pengembangan teknologi pertanian tidak akan efektif tanpa dukungan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. UB berperan penting dalam mencetak lulusan yang terampil dan handal di bidang pertanian. Kurikulum pendidikan di Fakultas Pertanian UB dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan pertanian modern.

Selain pendidikan formal, UB juga menyelenggarakan berbagai pelatihan dan penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas petani dan pelaku usaha di sektor pertanian. Kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan perusahaan swasta, dilakukan untuk mentransfer teknologi dan pengetahuan kepada petani dan masyarakat luas. Pendekatan pembelajaran berbasis praktik dan penerapan teknologi di lapangan merupakan ciri khas pendidikan pertanian di UB, memastikan lulusan siap untuk berkontribusi dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Program magang dan kerja sama dengan industri pertanian juga diberikan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa dan meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Also Read

Bagikan:

Tags