Teknologi Pangan: Peluang dan Tantangan di Dunia Kerja

Marsito Wibowo

Teknologi pangan adalah ilmu yang mempelajari proses pengolahan, pengawetan, dan distribusi pangan yang aman, bergizi, dan berkualitas. Teknologi pangan juga mencakup aspek bioteknologi, mikrobiologi, kimia, fisika, dan rekayasa yang terkait dengan pangan. Teknologi pangan memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan perubahan gaya hidup manusia.

Teknologi pangan merupakan bidang yang menawarkan banyak peluang kerja di berbagai sektor, seperti industri pangan, penelitian dan pengembangan, pendidikan, pemerintahan, konsultan, dan lain-lain. Lulusan teknologi pangan dapat bekerja sebagai ahli pangan, manajer produksi, peneliti, pengawas mutu, auditor, pengajar, dan lain-lain. Namun, teknologi pangan juga menghadapi beberapa tantangan di dunia kerja, seperti persaingan, perkembangan teknologi, regulasi, dan isu-isu sosial.

Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang peluang dan tantangan yang dihadapi oleh teknologi pangan di dunia kerja, serta tips dan saran untuk mempersiapkan diri sebagai lulusan teknologi pangan yang siap bersaing.

Peluang Kerja di Bidang Teknologi Pangan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya pangan, baik hewani maupun nabati. Indonesia juga memiliki pasar pangan yang besar dan potensial, dengan jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan industri pangan yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai produksi industri pengolahan pangan di Indonesia pada tahun 2020 mencapai Rp 1.518,9 triliun, naik 3,94 persen dibandingkan tahun 2019. Industri pengolahan pangan juga menyerap tenaga kerja sebanyak 4,8 juta orang, atau sekitar 17,5 persen dari total tenaga kerja di sektor industri pengolahan. Industri pengolahan pangan terdiri dari berbagai subsektor, seperti industri makanan, minuman, tembakau, minyak dan lemak, gula, dan lain-lain.

Selain industri pangan, bidang teknologi pangan juga memiliki peluang kerja di sektor penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan pangan bertujuan untuk menciptakan produk pangan yang inovatif, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Penelitian dan pengembangan pangan juga berperan dalam meningkatkan nilai tambah, efisiensi, dan produktivitas pangan, serta mengatasi permasalahan pangan, seperti ketahanan pangan, keamanan pangan, gizi, dan kesehatan.

Beberapa lembaga penelitian dan pengembangan pangan di Indonesia antara lain adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan (Puslitbang Pangan), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BBP2TP), dan lain-lain. Selain itu, ada juga lembaga penelitian dan pengembangan pangan swasta, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nestle Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, dan lain-lain.

Bidang teknologi pangan juga memiliki peluang kerja di sektor pendidikan, baik formal maupun nonformal. Pendidikan formal teknologi pangan meliputi jenjang pendidikan dari diploma hingga doktoral, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta. Beberapa perguruan tinggi yang memiliki program studi teknologi pangan antara lain adalah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Diponegoro (Undip), dan lain-lain.

Pendidikan nonformal teknologi pangan meliputi pelatihan, kursus, seminar, workshop, dan lain-lain, yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Pendidikan nonformal teknologi pangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi para pelaku usaha pangan, petani, konsumen, dan masyarakat umum terkait dengan teknologi pangan.

Selain sektor-sektor yang telah disebutkan, bidang teknologi pangan juga memiliki peluang kerja di sektor pemerintahan, konsultan, LSM, media, dan lain-lain. Pekerjaan di sektor-sektor ini biasanya berkaitan dengan perencanaan, pengawasan, pengendalian, evaluasi, advokasi, sosialisasi, dan edukasi terkait dengan teknologi pangan. Beberapa contoh instansi pemerintah yang berhubungan dengan teknologi pangan antara lain adalah Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), dan lain-lain.

Tantangan Kerja di Bidang Teknologi Pangan

Meskipun memiliki banyak peluang, bidang teknologi pangan juga menghadapi beberapa tantangan di dunia kerja. Tantangan-tantangan ini dapat bersifat internal maupun eksternal, dan dapat berdampak pada kinerja, karier, dan kesejahteraan para lulusan teknologi pangan. Berikut adalah beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh teknologi pangan di dunia kerja:

  • Persaingan. Persaingan di bidang teknologi pangan dapat terjadi antara sesama lulusan teknologi pangan, maupun antara lulusan teknologi pangan dengan lulusan bidang lain yang memiliki keterkaitan dengan pangan, seperti biologi, kimia, rekayasa, manajemen, dan lain-lain. Persaingan ini dapat terjadi baik pada saat mencari pekerjaan, maupun pada saat bekerja. Persaingan ini dapat mempengaruhi peluang, gaji, promosi, dan penghargaan yang diperoleh oleh lulusan teknologi pangan. Oleh karena itu, lulusan teknologi pangan harus memiliki keunggulan kompetitif yang dapat membedakan diri mereka dari pesaing lainnya.
  • Perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di era globalisasi dan digitalisasi saat ini. Perkembangan teknologi dapat membawa peluang maupun tantangan bagi bidang teknologi pangan. Di satu sisi, perkembangan teknologi dapat membantu meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan inovasi dalam proses produksi, pengolahan, pengawetan, dan distribusi pangan. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga dapat menimbulkan ancaman, seperti perubahan pola konsumsi, persaingan global, isu-isu etika, dan resiko kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi dan robotisasi. Oleh karena itu, lulusan teknologi pangan harus mampu mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang terjadi di bidangnya.
  • Regulasi. Regulasi adalah aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah atau lembaga lain yang berwenang untuk mengatur dan mengawasi kegiatan yang berkaitan dengan pangan. Regulasi dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, keputusan, pedoman, standar, dan lain-lain. Regulasi bertujuan untuk melindungi kepentingan publik, seperti kesehatan, keselamatan, lingkungan, dan ekonomi. Reg

Also Read

Bagikan: