Teknologi Ramah Lingkungan Bidang Energi: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Daliman Rajata

Teknologi ramah lingkungan adalah bentuk aplikasi teknologi dengan tujuan memberi kemudahan bagi aktivitas dan pemenuhan kebutuhan manusia dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan seperti tidak menghasilkan limbah berbahaya dan menggunakan energi dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. Teknologi ramah lingkungan dapat diaplikasikan pada beberapa bidang kehidupan di antaranya bidang energi, lingkungan, industri, dan transportasi.

Bidang energi adalah salah satu bidang yang sangat penting untuk dikembangkan dengan teknologi ramah lingkungan. Hal ini karena energi adalah kebutuhan pokok manusia yang berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Namun, penggunaan energi yang tidak bijak dan tidak berkelanjutan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Beberapa dampak negatif tersebut antara lain adalah:

  • Pencemaran udara akibat emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Emisi gas rumah kaca dapat menyebabkan pemanasan global, perubahan iklim, peningkatan suhu bumi, pencairan es kutub, kenaikan permukaan air laut, bencana alam, dan gangguan ekosistem.
  • Penghabisan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil membutuhkan jutaan tahun untuk terbentuk dan memiliki cadangan yang terbatas. Jika terus digunakan tanpa adanya pengganti, bahan bakar fosil diperkirakan akan habis pada tahun 2052.
  • Kerusakan lingkungan akibat pengeboran, penambangan, pengangkutan, dan penyimpanan bahan bakar fosil. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat menyebabkan pencemaran tanah, air, dan udara, erosi, longsor, kebakaran, kebocoran, dan kecelakaan.

Oleh karena itu, pengembangan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan bidang energi adalah suatu keharusan yang tidak dapat dihindari lagi. Teknologi ramah lingkungan bidang energi adalah teknologi yang menggunakan sumber energi alternatif yang bersih, terbarukan, efisien, dan aman bagi lingkungan dan manusia. Teknologi ramah lingkungan bidang energi dapat memberikan manfaat-manfaat seperti:

  • Mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan akibat penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini dapat membantu mengatasi masalah pemanasan global dan perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
  • Menjamin ketersediaan energi yang berkelanjutan dan mandiri. Hal ini dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan global, serta mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil yang rentan terhadap fluktuasi harga dan konflik politik.
  • Mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Hal ini dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil yang belum terjangkau oleh jaringan listrik.

Lalu, seperti apa contoh-contoh teknologi ramah lingkungan bidang energi yang telah atau sedang dikembangkan di dunia? Berikut ini adalah beberapa contoh teknologi ramah lingkungan bidang energi yang dapat dijadikan inspirasi dan referensi.

Bahan Bakar dari Tumbuhan (Biofuel)

Biofuel adalah jenis bahan bakar alternatif yang berasal dari bahan-bahan organik, biasanya dari tanaman. Biofuel termasuk sumber daya alam yang dapat diperbarui karena dapat diolah langsung dari bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan. Hal ini berbeda jauh dengan bahan bakar fosil yang perlu jutaan tahun untuk dihasilkan, tumbuhan dapat dibudidayakan dalam hitungan mingguan hingga bulanan saja.

Ada dua jenis biofuel, yaitu: bioetanol dan biodiesel.

  • Bioetanol adalah jenis alkohol yang dapat dibuat dengan fermentasi karbohidrat. Beberapa tumbuhan yang mengandung karbohidrat tinggi seperti jagung, sorgum, dan singkong biasanya digunakan untuk menghasilkan bioetanol. Bioetanol dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan mencampurnya dengan bensin dalam perbandingan tertentu. Bioetanol dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 60% dibandingkan dengan bensin.
  • Biodiesel adalah jenis bahan bakar yang berasal dari lemak nabati, misalnya dari minyak kelapa sawit atau minyak jarak pagar. Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dengan mencampurnya dengan solar dalam perbandingan tertentu. Biodiesel dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80% dibandingkan dengan solar.

Beberapa negara yang telah mengembangkan dan menggunakan biofuel sebagai bahan bakar alternatif antara lain adalah Brasil, Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Biogas

Biogas merupakan jenis bahan bakar alternatif yang diperoleh dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Bahan-bahan organik ini berupa sampah tumbuhan, kotoran manusia atau hewan, limbah pertanian, atau limbah industri. Saat difermentasi, sampah atau kotoran tersebut akan mengeluarkan gas. Gas itulah yang disebut dengan biogas. Biogas biasanya digunakan untuk menyalakan listrik atau kompor.

Biogas ini tidak hanya bermanfaat karena mampu menghasilkan sumber energi alternatif, tetapi juga dapat mejaga kebersihan lingkungan. Limbah organik dari hewan ternak dan industry pembuatan makanan tidak dibuang begitu saja, tetapi dijadikan biogas. Sisa fermentasi biogas juga dapat digunakan sebagai pupuk organik yang baik untuk tanaman.

Beberapa negara yang telah mengembangkan dan menggunakan biogas sebagai bahan bakar alternatif antara lain adalah China, India, Jerman, Swedia, dan Denmark.

Sel Surya (Solar Cell)

Sel surya atau photovoltaics cells adalah semikonduktor yang mengubah energi cahaya ke enegi listrik melalui proses fotoelektrik. Pada umumnya sel surya memiliki ukuran tipis (hampir sama dengan selembar kertas). Sel surya terbuat dari silikon (Si) yang dimurnikan atau polikristalin silikon dengan beberapa logam yang mampu menghasilkan listrik. Gabungan dari beberapa sel surya pada satu panel dikenal sebagai Panel Surya (Solar Panel).

Panel surya memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

  • Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca
  • Mampu menghasilkan energi cukup besar
  • Mudah dipasang atau dipindahkan atau dikembangkan.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, panel surya juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya:

  • Membutuhkan sistem penyimpanan listrik dan komponen pada panel surya ini termasuk jenis bahan yang berbahaya. Bahan tersebut harus didaur ulang dengan benar setelah pemakaian selama 20 – 25 tahun.
  • Biaya produksi panel surya masih tinggi (harganya mahal).

Beberapa negara yang telah mengembangkan dan menggunakan panel surya sebagai sumber energi alternatif antara lain adalah Jerman, China, Jepang, Amerika Serikat, dan India.

Also Read

Bagikan: