Hasil Teknologi Pangan dari Peternakan: Jenis, Manfaat, dan Inovasi

Luluh Sihombing

Peternakan adalah usaha budidaya hewan, baik itu hewan berkaki empat maupun berkaki dua (unggas), yang meliputi pemeliharaan dan perkembangbiakan. Hasil peternakan adalah produk yang diperoleh dari kegiatan peternakan, yang dapat berupa daging, susu, telur, dan bahan pakaian (seperti wol). Hasil peternakan termasuk sumber pangan hewani yang dianjurkan untuk dikonsumsi sehari-hari, karena memiliki kandungan gizi tinggi yang baik untuk kesehatan, misalnya protein, asam lemak, vitamin, dan berbagai mineral.

Teknologi pangan adalah pengaplikasian ilmu pangan ke dalam sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, dan pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman, dan bergizi. Teknologi pangan dapat membantu meningkatkan kualitas, kuantitas, dan keragaman hasil peternakan, serta mengurangi limbah dan kerusakan. Teknologi pangan juga dapat memanfaatkan mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri, untuk menghasilkan produk pangan yang hasil fermentasi, seperti tempe, kecap, keju, dan yoghurt.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang beberapa jenis hasil teknologi pangan dari peternakan, manfaatnya bagi kesehatan dan lingkungan, serta inovasi-inovasi terbaru yang dilakukan dalam bidang peternakan modern.

Daging

Daging merupakan bagian lunak pada hewan yang melekat pada tulang dan kerap diolah sebagai bahan makanan. Daging hewan ternak berkaki empat biasanya berwarna merah dengan serat daging kasar, seperti daging sapi, kambing, kerbau, dan babi. Sementara daging unggas cenderung berwarna putih dengan serat yang lebih halus, seperti daging ayam, bebek, dan puyuh.

Daging merupakan sumber protein hewani yang penting bagi tubuh, karena mengandung asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sendiri. Daging juga mengandung zat besi, seng, fosfor, magnesium, dan vitamin B kompleks, yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, pertumbuhan tulang, fungsi saraf, dan metabolisme energi. Selain itu, daging juga mengandung kolesterol, yang merupakan bahan dasar hormon steroid, seperti testosteron, estrogen, dan kortisol.

Namun, konsumsi daging yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, seperti peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, diabetes, obesitas, dan kanker. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi daging dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan gizi, serta memilih bagian daging yang rendah lemak dan kolesterol. Selain itu, cara pengolahan daging juga berpengaruh terhadap kualitas gizinya, sehingga sebaiknya menghindari penggorengan dalam minyak yang banyak, pengasapan, atau pengawetan dengan garam dan nitrat.

Teknologi pangan dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas daging, dengan cara melakukan seleksi genetik, pemberian pakan yang optimal, pengendalian penyakit, dan pengolahan yang higienis. Teknologi pangan juga dapat menciptakan produk daging olahan, seperti abon, dendeng, sosis, nugget, bakso, dan burger, yang memiliki tekstur, rasa, dan aroma yang beragam. Selain itu, teknologi pangan juga dapat menghasilkan daging sintetis, yaitu daging yang dibuat dari sel induk hewan yang dikultur di laboratorium, tanpa harus membunuh hewan. Daging sintetis diharapkan dapat menjadi alternatif daging yang lebih ramah lingkungan, sehat, dan halal.

Susu

Susu adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar susu hewan betina, terutama sapi, kambing, dan kerbau, yang berfungsi untuk memberi makan anaknya. Susu mengandung air, lemak, protein, laktosa, mineral, dan vitamin, yang sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Susu merupakan sumber kalsium, fosfor, magnesium, dan vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang dan gigi. Susu juga mengandung protein kasein dan whey, yang dapat meningkatkan massa otot dan daya tahan tubuh.

Susu yang dikonsumsi manusia biasanya berasal dari sapi perah, yang dipelihara dengan cara memberikan pakan yang berkualitas, menjaga kebersihan kandang, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Susu sapi perah kemudian dipanen dengan menggunakan alat perah mekanis, yang dapat mempercepat dan mempermudah proses pemerahan, serta mengurangi kontaminasi bakteri. Susu sapi perah kemudian diolah dengan menggunakan teknologi pangan, seperti pasteurisasi, sterilisasi, homogenisasi, dan fortifikasi, untuk meningkatkan kualitas, keseragaman, dan daya tahan susu.

Teknologi pangan juga dapat menghasilkan produk susu olahan, seperti krim, mentega, keju, yoghurt, susu bubuk, susu kental manis, dan es krim, yang memiliki rasa, tekstur, dan aroma yang berbeda-beda. Produk susu olahan biasanya dibuat dengan cara memisahkan, mengubah, atau menambahkan komponen-komponen susu, seperti lemak, protein, laktosa, air, gula, dan bahan tambahan lainnya. Produk susu olahan juga dapat diperkaya dengan berbagai zat gizi, seperti vitamin, mineral, probiotik, dan prebiotik, untuk meningkatkan manfaatnya bagi kesehatan.

Telur

Telur adalah produk reproduksi hewan, yang terdiri dari cangkang, putih telur, dan kuning telur, yang berfungsi untuk melindungi dan memberi nutrisi bagi embrio hewan. Telur yang dikonsumsi manusia biasanya berasal dari unggas, terutama ayam, bebek, dan puyuh, yang dipelihara dengan cara memberikan pakan yang seimbang, menjaga kebersihan kandang, dan melakukan vaksinasi secara berkala. Telur unggas kemudian dikumpulkan dengan menggunakan alat pemetik telur, yang dapat memisahkan telur yang baik dan buruk, serta mengurangi kerusakan telur. Telur unggas kemudian diolah dengan menggunakan teknologi pangan, seperti pencucian, pengeringan, penyortiran, penimbangan, dan pengemasan, untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan telur.

Telur merupakan sumber protein hewani yang berkualitas tinggi, karena mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh. Telur juga mengandung kolesterol, lemak, vitamin, dan mineral, yang berperan dalam berbagai fungsi tubuh, seperti pembentukan hormon, fungsi otak, kesehatan mata, dan pertumbuhan rambut. Namun, konsumsi telur yang berlebihan juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi telur dalam jumlah yang wajar, serta memilih cara pengolahan telur yang sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang.

Teknologi pangan juga dapat menghasilkan produk telur olahan, seperti telur asin, tel

Also Read

Bagikan: