Teknologi AI di China: Sejarah, Perkembangan, dan Tantangan

Daniswara Kusumo

Teknologi kecerdasan buatan (AI) atau artificial intelligence di China adalah salah satu industri yang berkembang pesat dan bernilai miliaran dolar. China memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin global dalam bidang AI pada tahun 2030 dan meningkatkan nilai industri AI-nya menjadi lebih dari 1 triliun RMB pada tahun yang sama. China juga telah mengembangkan berbagai aplikasi AI di sektor-sektor seperti pertanian, transportasi, kesehatan, pendidikan, keamanan, dan militer. Namun, perkembangan AI di China juga menghadapi berbagai tantangan, seperti etika, regulasi, privasi, kompetisi, dan ketergantungan teknologi. Artikel ini akan membahas sejarah, perkembangan, dan tantangan teknologi AI di China dengan menggunakan enam subjudul berikut:

Sejarah Teknologi AI di China

Sejarah teknologi AI di China dimulai pada akhir tahun 1970-an, setelah reformasi ekonomi yang menekankan sains dan teknologi sebagai kekuatan produktif utama negara. Tahap awal pengembangan AI di China berjalan lambat dan menghadapi tantangan signifikan karena kurangnya sumber daya dan bakat. Pada saat itu, China tertinggal dari sebagian besar negara-negara Barat dalam hal pengembangan AI. Sebagian besar penelitian dipimpin oleh ilmuwan yang telah menerima pendidikan tinggi di luar negeri.

Sejak tahun 2006, China telah secara bertahap mengembangkan agenda nasional untuk pengembangan AI dan muncul sebagai salah satu negara terdepan dalam penelitian dan pengembangan AI. Pada tahun 2016, China mengumumkan dalam Rencana Lima Tahun ke-13 tujuannya untuk menjadi pemimpin global dalam AI pada tahun 2030 dan meningkatkan nilai industri AI-nya menjadi lebih dari 1 triliun RMB pada tahun yang sama. China menetapkan tujuan ini dalam tiga tahap, dengan menetapkan target untuk tahun 2020, 2025, dan 2030 secara berturut-turut, serta mengeluarkan sejumlah kebijakan, seperti ‘Internet + AI’ dan ‘Rencana Pengembangan AI Generasi Baru’ untuk mendorong pertumbuhan industri. Para analis memperkirakan bahwa pengembangan AI China akan memberikan tingkat pertumbuhan tahunan sekitar 0,8% hingga 1,4% untuk ekonomi China.

Perkembangan Teknologi AI di China

Perkembangan teknologi AI di China mencakup berbagai aspek, seperti infrastruktur, talenta, inovasi, aplikasi, dan kerjasama. Berikut adalah beberapa poin penting tentang perkembangan teknologi AI di China:

  • Infrastruktur: China telah membangun infrastruktur yang kuat untuk mendukung pengembangan AI, seperti data center, jaringan internet, cloud computing, dan semikonduktor. China juga telah meluncurkan satelit orbit tinggi pertamanya untuk menyediakan layanan internet domestik, sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (B&R). Selain itu, China juga telah mengembangkan platform AI sendiri, seperti Supermind, yang mampu melacak dan mempelajari penelitian ratusan juta ilmuwan di seluruh dunia untuk membuat terobosan dalam sektor industri dan militer.

  • Talenta: China telah berinvestasi besar-besaran dalam pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan talenta AI yang berkualitas. China memiliki jumlah lulusan STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) terbanyak di dunia, dengan sekitar 4,7 juta lulusan pada tahun 2016. China juga memiliki jumlah publikasi ilmiah AI terbanyak di dunia, dengan sekitar 28.000 publikasi pada tahun 2017. China juga telah menarik banyak ilmuwan AI terkemuka dari luar negeri, baik melalui program beasiswa, seperti Program Seribu Bakat, maupun melalui perusahaan-perusahaan teknologi, seperti Baidu, Tencent, Alibaba, SenseTime, dan iFlytek.

  • Inovasi: China telah menciptakan banyak inovasi dalam bidang AI, baik dalam hal teori, metode, algoritma, maupun produk. Beberapa contoh inovasi AI China adalah:

    • AlphaGo Zero: program AI yang dikembangkan oleh Google DeepMind yang mampu mengalahkan manusia dalam permainan Go tanpa menggunakan data permainan manusia, melainkan hanya dengan belajar dari dirinya sendiri. Program ini menggunakan metode pembelajaran penguatan yang disebut self-play, yang memungkinkan program untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus. Program ini pertama kali dikalahkan oleh program AI China bernama FineArt, yang dikembangkan oleh Tencent, pada tahun 2018.
    • Face++: platform AI yang dikembangkan oleh Megvii, salah satu perusahaan AI terkemuka di China, yang mampu melakukan pengenalan wajah, analisis emosi, verifikasi identitas, dan lain-lain. Platform ini digunakan oleh berbagai sektor, seperti keamanan, perbankan, e-commerce, dan hiburan. Platform ini juga merupakan bagian dari proyek Skynet, sistem pengawasan massal yang digunakan oleh pemerintah China untuk melacak dan memantau 1,4 miliar warganya, termasuk orang asing yang masuk ke negara China.
    • Xiaoice: asisten virtual yang dikembangkan oleh Microsoft, yang mampu berkomunikasi dengan pengguna secara alami, emosional, dan personal. Xiaoice menggunakan teknik pembelajaran mendalam dan pemrosesan bahasa alami untuk memahami konteks, minat, dan preferensi pengguna, serta untuk menghasilkan respons yang sesuai. Xiaoice juga mampu menciptakan konten kreatif, seperti puisi, cerita, lagu, dan gambar. Xiaoice memiliki lebih dari 660 juta pengguna di China dan negara-negara lain, seperti Jepang, Indonesia, dan India.
  • Aplikasi: China telah menerapkan teknologi AI di berbagai sektor, seperti pertanian, transportasi, kesehatan, pendidikan, keamanan, dan militer. Beberapa contoh aplikasi AI di China adalah:

    • Robot Petani: China telah menggunakan robot berbasis AI untuk melakukan berbagai tugas pertanian, mulai dari penanaman hingga pemanenan, dengan bantuan otak AI yang kompleks. Robot ini mampu menavigasi ladang dan membuat keputusan sendiri dalam mengelola tanaman, bahkan mampu membedakan antara tanaman yang diinginkan dengan gulma berkat sistem navigasi BeiDou China. Robot ini juga dapat dioperasikan oleh petani dengan menggunakan smartphone, yang memungkinkan robot bekerja secara efisien tanpa perlu istirahat.
    • Mobil Otonom: China telah mengembangkan mobil otonom yang mampu mengemudi tanpa campur tangan manusia, dengan menggunakan sensor, kamera, radar, lidar, dan AI. Mobil ini mampu mengenali lingkungan, menghindari rintangan, mengikuti aturan lalu lintas, dan beradaptasi dengan situasi yang berubah. Mobil ini juga dapat berkomunikasi dengan infrastruktur jalan, kendaraan lain, dan pejalan kaki, untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam pengembangan mobil otonom di China adalah Baidu, Didi Chuxing, Alibaba, Tencent, dan NIO.
    • Diagnosa Medis: China telah menggunakan AI untuk membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit, menginterpretasikan hasil tes, dan memberikan rekomendasi pengobatan. AI juga dapat membantu pasien dalam mengakses layanan kesehatan, seperti membuat janji, berkonsultasi, dan memesan obat. Beberapa contoh AI yang digunakan dalam bidang kesehatan di China adalah:

      • Ping An Good Doctor: platform AI yang dikembangkan oleh Ping An Insurance, salah satu perusahaan asuransi terbesar di China, yang mampu memberikan

Also Read

Bagikan: