Teknologi Tepat Guna: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Bakiman Wacana

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti air bersih, sanitasi, pangan, kesehatan, energi, dan pendidikan, dengan cara yang sederhana, terjangkau, mudah diakses, dan dapat diimplementasikan secara mandiri oleh masyarakat. Teknologi tepat guna memiliki karakteristik terdesentralisasi, berskala relatif kecil, padat karya, hemat energi, dan terkait erat dengan kondisi lokal. Teknologi tepat guna juga harus sesuai dan cocok dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

Teknologi tepat guna memiliki beberapa fungsi dan tujuan, antara lain:

  • Menjawab permasalahan masyarakat dengan disesuaikan pada kebutuhan
  • Menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar
  • Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
  • Menghasilkan nilai tambah dalam aspek ekonomi
  • Berdampak positif bagi lingkungan dan keberlanjutan

Teknologi tepat guna dapat diterapkan dalam berbagai bidang dan sektor, seperti pertanian, perikanan, industri, kesehatan, pendidikan, energi, dan lain-lain. Beberapa contoh teknologi tepat guna yang telah dikembangkan dan digunakan di Indonesia adalah:

  • Alat perontok padi
  • Alat pemipil jagung
  • Alat traktor sawah
  • Alat penjernih air
  • Biogas
  • Kompor hemat energi
  • Lampu tenaga surya
  • Pompa air tenaga angin
  • Rumah kaca
  • Terasering
  • dan lain-lain

Sejarah Teknologi Tepat Guna

Konsep teknologi tepat guna pertama kali diperkenalkan oleh Mahatma Gandhi, seorang pemimpin ideologis dari India, yang mengusahakan penggunaan teknologi sederhana berbasis kondisi lokal, dan sebagian besar berupa teknologi berbasis pedesaan untuk membantu desa-desa di India agar menjadi mandiri. Gandhi tidak setuju dengan ide mengenai teknologi yang menguntungkan hanya sebagian kecil orang dengan mengorbankan sebagian besar yang lain, termasuk penerapan teknologi yang menyebabkan banyak pengurangan tenaga kerja demi meningkatkan keuntungan.

Konsep teknologi tepat guna kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh E.F. Schumacher, seorang ekonom dan filsuf asal Jerman, yang menulis buku berjudul Small is Beautiful: A Study of Economics as if People Mattered pada tahun 1973. Buku ini mengkritik paradigma pembangunan yang didominasi oleh teknologi padat modal, padat energi, dan padat polusi, yang dianggap tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan negara-negara berkembang. Schumacher menawarkan alternatif berupa teknologi padat karya, hemat energi, dan ramah lingkungan, yang dapat memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Sejak itu, teknologi tepat guna menjadi salah satu gerakan pembangunan yang mendapat perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, baik di negara-negara berkembang maupun maju. Beberapa organisasi dan lembaga yang bergerak di bidang teknologi tepat guna antara lain adalah:

  • Intermediate Technology Development Group (ITDG), yang didirikan oleh Schumacher pada tahun 1966, dan kini bernama Practical Action
  • Appropriate Technology International (ATI), yang didirikan pada tahun 1976, dan kini bernama Compatible Technology International (CTI)
  • Appropedia, sebuah wiki yang berisi informasi dan sumber daya tentang teknologi tepat guna dan topik-topik terkait
  • Centre for Science and Environment (CSE), sebuah lembaga penelitian dan advokasi lingkungan yang berbasis di India, yang mempromosikan teknologi tepat guna dalam bidang air, sanitasi, energi, dan transportasi
  • dan lain-lain

Prinsip dan Kriteria Teknologi Tepat Guna

Untuk dapat dikategorikan sebagai teknologi tepat guna, sebuah teknologi harus memenuhi beberapa prinsip dan kriteria, antara lain:

  • Relevan: teknologi harus dapat memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, dan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas mereka
  • Terjangkau: teknologi harus dapat diakses dan dimiliki oleh masyarakat dengan biaya yang rendah, baik dalam hal pembuatan, pengoperasian, maupun perawatan
  • Mudah: teknologi harus dapat dipelajari, diterapkan, dan dimodifikasi oleh masyarakat dengan mudah, tanpa memerlukan keterampilan atau pengetahuan khusus
  • Mandiri: teknologi harus dapat dioperasikan dan dikelola oleh masyarakat secara mandiri, tanpa bergantung pada pihak luar atau sumber daya yang tidak tersedia di sekitar
  • Berkelanjutan: teknologi harus dapat beroperasi secara efisien dan efektif dalam jangka panjang, tanpa menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan atau masyarakat

Manfaat dan Tantangan Teknologi Tepat Guna

Teknologi tepat guna memiliki banyak manfaat, baik bagi masyarakat maupun lingkungan, antara lain:

  • Meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil usaha masyarakat, seperti pertanian, perikanan, industri, dan lain-lain
  • Meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan dasar, seperti air bersih, sanitasi, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain
  • Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi kemiskinan dan ketimpangan
  • Meningkatkan kemandirian dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sumber daya dan teknologi
  • Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap lingkungan dan keberlanjutan

Namun, teknologi tepat guna juga menghadapi beberapa tantangan, baik dari dalam maupun luar, antara lain:

  • Kurangnya dukungan dan insentif dari pemerintah dan lembaga terkait, baik dalam hal kebijakan, regulasi, pendanaan, maupun fasilitasi
  • Kurangnya penelitian dan pengembangan yang berfokus pada teknologi tepat guna, serta kurangnya diseminasi dan dokumentasi hasil-hasilnya
  • Kurangnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengembangkan, menerapkan, dan memelihara teknologi tepat guna, serta kurangnya sumber daya manusia yang kompeten di bidang ini
  • Kurangnya kesesuaian dan keterpaduan antara teknologi tepat guna dengan teknologi lain yang ada di sekitar, serta kurangnya adaptasi dan inovasi terhadap perubahan kondisi dan kebutuhan
  • Kurangnya kesadaran dan minat masyarakat terhadap teknologi tepat guna, serta adanya resistensi dan stigma terhadap teknologi yang dianggap kuno, primitif, atau tidak prestisius

Strategi dan Rekomendasi untuk Mengembangkan Teknologi Tepat Guna

Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, dan meningkatkan pengembangan dan penerapan teknologi tepat guna, beberapa strategi dan rekomendasi yang dapat dilakukan adalah:

  • Meningkatkan dukungan dan insentif dari pemerintah dan lembaga terkait, baik dalam hal kebijakan, regulasi, pendanaan, maupun fasilitasi, yang dapat mendorong dan memfasilitasi pengembangan dan penerapan teknologi.

Also Read

Bagikan: