Teknologi Tepat Guna dari Barang Bekas: Kreativitas untuk Lingkungan dan Kesejahteraan

Eja Setiawan

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan sumber daya masyarakat. Teknologi tepat guna biasanya berfokus pada keberlanjutan, efisiensi, ekonomi, dan ramah lingkungan. Salah satu cara untuk menerapkan teknologi tepat guna adalah dengan memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang masih memiliki nilai guna. Dengan demikian, kita dapat mengurangi pemborosan, menghemat biaya, dan menciptakan produk-produk yang bermanfaat dan kreatif.

Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa contoh teknologi tepat guna dari barang bekas yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik individu, kelompok, maupun organisasi. Contoh-contoh ini diambil dari berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, energi, dan lain-lain. Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan inspirasi dan motivasi bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan teknologi tepat guna dari barang bekas.

1. Infus Pedesaan Portabel dari Botol Plastik Bekas

Infus adalah alat medis yang digunakan untuk memberikan cairan, obat, atau nutrisi ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah. Infus biasanya membutuhkan alat-alat yang mahal dan rumit, seperti pompa, jarum, selang, dan kantong plastik. Namun, di beberapa daerah pedesaan yang terpencil dan miskin, alat-alat infus seringkali tidak tersedia atau tidak terjangkau.

Untuk mengatasi masalah ini, seorang dokter bernama Dr. Mohamad Chisti dari Bangladesh menciptakan sebuah teknologi tepat guna dari barang bekas, yaitu infus pedesaan portabel dari botol plastik bekas. Teknologi ini sangat sederhana, murah, dan mudah dibuat. Cukup dengan menggunakan botol plastik bekas, selang infus, jarum, dan pita perekat, kita dapat membuat alat infus yang dapat digantung di dinding, pohon, atau tiang.

Teknologi ini sangat berguna untuk memberikan infus kepada pasien-pasien di daerah pedesaan, terutama anak-anak yang menderita diare, dehidrasi, atau malnutrisi. Dengan teknologi ini, banyak nyawa yang dapat diselamatkan dengan biaya yang sangat rendah. Dr. Chisti mengklaim bahwa teknologi ini dapat mengurangi angka kematian bayi akibat pneumonia hingga 75%.

2. Aplikasi Kesehatan Seluler dari Ponsel Bekas

Ponsel adalah salah satu barang elektronik yang sering diganti atau dibuang oleh banyak orang. Padahal, ponsel bekas masih memiliki banyak fungsi dan potensi yang dapat dimanfaatkan, terutama untuk bidang kesehatan. Beberapa contoh teknologi tepat guna dari ponsel bekas untuk kesehatan adalah:

  • Peek Vision: sebuah aplikasi yang dapat mengubah ponsel menjadi alat pemeriksa mata yang portabel dan akurat. Aplikasi ini dapat mendeteksi berbagai masalah mata, seperti katarak, glaukoma, atau rabun. Aplikasi ini sangat berguna untuk melayani masyarakat di daerah-daerah yang tidak memiliki fasilitas kesehatan mata yang memadai.
  • CellScope: sebuah alat yang dapat mengubah ponsel menjadi mikroskop yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit-penyakit seperti malaria, tuberkulosis, atau infeksi telinga. Alat ini terdiri dari sebuah lensa yang dapat dipasang pada kamera ponsel dan sebuah aplikasi yang dapat mengambil dan menganalisis gambar. Alat ini sangat berguna untuk melayani masyarakat di daerah-daerah yang tidak memiliki laboratorium diagnostik yang memadai.
  • Cardiio: sebuah aplikasi yang dapat mengukur detak jantung seseorang dengan menggunakan kamera ponsel. Aplikasi ini dapat mengukur perubahan warna kulit yang disebabkan oleh aliran darah di bawah kulit. Aplikasi ini sangat berguna untuk memantau kesehatan jantung seseorang tanpa perlu menggunakan alat khusus.

3. Pompa Air Otomatis untuk Cuci Tangan dari Botol Plastik Bekas

Cuci tangan adalah salah satu kebiasaan yang penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit. Namun, di beberapa daerah yang kekurangan air bersih, cuci tangan seringkali menjadi hal yang sulit dilakukan. Untuk mengatasi masalah ini, seorang anak berusia 9 tahun bernama Stephen Wamukota dari Kenya menciptakan sebuah teknologi tepat guna dari barang bekas, yaitu pompa air otomatis untuk cuci tangan dari botol plastik bekas.

Teknologi ini sangat sederhana, murah, dan mudah dibuat. Cukup dengan menggunakan botol plastik bekas, kayu, paku, dan pedal sepeda, kita dapat membuat alat cuci tangan yang dapat mengeluarkan air tanpa perlu menyentuh keran. Dengan demikian, kita dapat menghemat air, mengurangi kontak fisik, dan meningkatkan kebersihan.

Teknologi ini sangat berguna untuk mencegah penyebaran virus corona, terutama di daerah-daerah yang tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Atas kreativitasnya, Stephen Wamukota mendapatkan penghargaan dari Presiden Kenya dan menjadi salah satu penerima beasiswa khusus.

4. Sistem Pendeteksi Penyakit dengan Kecerdasan Buatan (AI) dari Komputer Bekas

Kecerdasan buatan (AI) adalah teknologi yang dapat membuat mesin atau komputer meniru kemampuan manusia dalam berpikir, belajar, dan menyelesaikan masalah. AI memiliki banyak aplikasi dan manfaat, salah satunya adalah untuk bidang kesehatan. Namun, untuk menggunakan AI, kita membutuhkan komputer atau perangkat yang canggih dan mahal, yang tidak semua orang atau tempat memiliki akses.

Untuk mengatasi masalah ini, seorang ilmuwan komputer bernama Pratik Mohapatra dari India menciptakan sebuah teknologi tepat guna dari barang bekas, yaitu sistem pendeteksi penyakit dengan AI dari komputer bekas. Teknologi ini sangat inovatif, hemat biaya, dan mudah digunakan. Cukup dengan menggunakan komputer bekas, kamera web, dan perangkat lunak AI, kita dapat membuat sistem yang dapat mendeteksi berbagai penyakit, seperti kanker kulit, diabetes, atau malaria, dengan akurasi tinggi.

Teknologi ini sangat berguna untuk memberikan diagnosis yang cepat dan tepat, terutama di daerah-daerah yang tidak memiliki dokter atau fasilitas kesehatan yang memadai. Dengan teknologi ini, kita dapat menyelamatkan banyak nyawa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

5. Pengering Surya dari Kardus Bekas

Pengering adalah alat yang digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan seperti pakaian, makanan, atau tanaman. Pengering biasanya membutuhkan listrik atau bahan bakar yang cukup banyak dan mahal. Namun, di beberapa daerah yang tidak memiliki akses listrik atau bahan bakar yang memadai, pengering seringkali tidak dapat digunakan.

Untuk mengatasi masalah ini, seorang guru bernama Joni Yulianto dari Indonesia menciptakan sebuah teknologi tepat guna dari barang bekas, yaitu pengering surya dari k

Also Read

Bagikan: